Permodalan Perseroan Kuat, Laba BRI Layak Dibagikan dalam Bentuk Dividen

Avatar photo

- Pewarta

Senin, 2 September 2024 - 10:50 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI akan tetap membagikan dividen dengan menjaga dividend payout ratio yang optimal karena permodalan perseroan masih kuat. (Dok. BRI)

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI akan tetap membagikan dividen dengan menjaga dividend payout ratio yang optimal karena permodalan perseroan masih kuat. (Dok. BRI)

BISNISNEWS.COM – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI akan tetap membagikan dividen dengan menjaga dividend payout ratio yang optimal karena permodalan perseroan masih kuat.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama BRI Sunarso dalam acara Public Expose Live 2024 di Jakarta (29/08).

Sunarso mengatakan bahwa BRI memiliki tambahan modal Rp 41 triliun yang berasal dari right issue pembentukan Holding Ultra Mikro (UMi) bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dan PT Pegadaian.

Selain itu, rasio kecukupan modal BRI tercatat sebesar 25,13% pada akhir Triwulan II 2024.

Dengan permodalan yang kuat, BRI tidak perlu untuk menahan laba. “Saya sebagai CEO yakin bahwa sampai 5 tahun ke depan berapa pun laba BRI, layak dibagi dalam bentuk dividen.”

“Karena apa? Karena memang tidak dibutuhkan untuk menahan laba untuk memperkuat modal, karena modalnya sudah sangat kuat,” jelas Sunarso.

Pembagian dividen BRI nantinya tergantung dari persetujuan otoritas, termasuk Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK). “Dividen BRI pasti di level yang tinggi, karena itu tidak masalah bagi permodalan BRI,” kata Sunarso.

“Kalau dividend payout ratio-nya tinggi, itu harus. Tapi bagaimana cara membayarnya? Apakah langsung sekaligus atau dicicil dalam bentuk interim? Itu subjek persetujuan dari otoritas,” ujarnya.

Dalam acara tersebut Sunarso juga menyiratkan optimisme BRI akan kinerja positif di masa mendatang. Optimisme BRI untuk tumbuh sehat dan berkelanjutan tak terlepas dari keberhasilan BRI Group mencatatkan kinerja positif hingga Triwulan II 2024.

Dengan pertumbuhan yang selektif dan prudent, BRI secara konsolidasian berhasil mencetak laba Rp29,90 triliun hingga akhir Triwulan II 2024.

Pencapaian tersebut tak lepas dari penyaluran kredit BRI yang mencapai Rp1.336,78 triliun atau

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

tumbuh 11,20% year on year (yoy ). Segmen UMKM masih mendominasi penyaluran kredit BRI,

dengan porsi mencapai 81,96% dari total penyaluran kredit BRI, atau sekitar Rp1.095,64 triliun.

Penyaluran kredit yang tumbuh double digit tersebut membuat aset BRI tercatat meningkat 9,54% yoy menjadi sebesar Rp1.977,37 triliun.

Pertumbuhan kredit yang selektif dan prudent membuat Perseroan mampu menjaga kualitas kredit yang disalurkan. “Rasio Loan at Risk (LAR) tercatat membaik atau turun, dari semula 14,94% pada akhir Triwulan II 2023 menjadi 12,00% pada akhir Triwulan II 2024.

Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPL) berada di kisaran 3,05% dengan rasio NPL coverage berada pada level yang memadai sebesar 211,60%,” ujar Sunarso.

Dari sisi pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI tercatat tumbuh 11,61% yoy menjadi sebesar Rp1.389,66 triliun.

Dimana dana murah atau CASA (Tabungan dan Giro) masih mendominasi struktur DPK BRI, dimana porsi CASA mencapai 63,17% dari total DPK BRI.

“Dengan fundamental keuangan yang baik, serta kemampuan BRI melayani masyarakat yang semakin luas, ditambah dengan adanya sumber pertumbuhan baru dari holding ultra mikro, BRI

optimistis dapat terus menorehkan kinerja positif dan berkelanjutan,” pungkas Sunarso.***

Berita Terkait

Meningkatnya Ketegangan Geopolitik Berdampak Terhadap Risiko Perekonomian Global yang Semakin Tinggi
Inilah Daftar Lengkap Dewan Ekonomi Nasional periode 2024 – 2029, Dipimpin Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan
Indonesia Masih Kekurangan Produksi Susu Dalam Negeri untuk Kebutuhan Program Makan Bergizi Gratis
Amankan Potensi Kebocoran Rp3,9 Triliun, Pemerintahan Prabowo Subianto Tegas Lawan Penyelundupan
Menko Airlangga Hartarto Sebut Pemerintah Masih Kaji Formula Subsidi Energi Terkait Harga BBM dan Listrik
Anindya Bakrie Ikut Lawatan Presiden Prabowo Subianto ke Luar Negeri, Peluang Besar untuk Tarik Investasi
Tanggapi Wamentan Sudaryono, BGN Punya Prinsip Berikan Makanan Sesuai dengan Komposisi Bahan Lokal
CSA Awards 2024: Emiten Teknologi Terbaik Mendapat Penghargaan Bergengsi, Tingkatkan Daya Saing di Pasar Modal
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Kamis, 21 November 2024 - 10:04 WIB

Meningkatnya Ketegangan Geopolitik Berdampak Terhadap Risiko Perekonomian Global yang Semakin Tinggi

Senin, 18 November 2024 - 15:46 WIB

Inilah Daftar Lengkap Dewan Ekonomi Nasional periode 2024 – 2029, Dipimpin Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan

Sabtu, 16 November 2024 - 10:50 WIB

Indonesia Masih Kekurangan Produksi Susu Dalam Negeri untuk Kebutuhan Program Makan Bergizi Gratis

Jumat, 15 November 2024 - 10:49 WIB

Amankan Potensi Kebocoran Rp3,9 Triliun, Pemerintahan Prabowo Subianto Tegas Lawan Penyelundupan

Rabu, 6 November 2024 - 08:47 WIB

Menko Airlangga Hartarto Sebut Pemerintah Masih Kaji Formula Subsidi Energi Terkait Harga BBM dan Listrik

Berita Terbaru